Peran
komunikasi memegang peran penting dalam mengupayakan kepekaaan setiap kejadian
politik yang berlangsung dewasa ini. Setelah kita memahami apakah komunikasi
dan dan definisi politik maka kita secara tidak langsung akan memahami pola
hubungan komunikasi yang terjadi didalamnya. Secara umum juga dijelaskan
bagaimana komunikasi politik muncul sebagai suatu bidang studi yang mencoba
untuk berdiri sendiri.
Pada perkembangannya, komunikasi juga
melahirkan apa yang disebut Komunikasi Politik. Jika dilihat dari pengertian
komunikasi di atas, tak heran jika ia pun sanggup merangkul studi politik.
Namun, kenapa ia berada di bawah studi Komunikasi dan tidak studi Politik? Kita
harus melihat karakter ilmu politik itu terlebih dahulu.
Dalam ilmu politik, karakter terkecil dari
kegiatan politik biasanya terdiri dari tiga orang yang berinteraksi. Kenapa
tiga orang dan bukan dua? Dalam hubungan dua orang, interaksinya bersifat
langsung: “aku” berinteraksi dengan “aku kedua”. Sedangkan pada hubungan tiga
orang, ia memiliki semua karakteristik yang dimiliki dua orang; dan dengan
ditambahkan “aktor ketiga”, suasana menjadi lebih kompleks.
Ada lompatan jumlah nuansa ungkapan dan makna.
Pada tataran ini, ada kemungkinan dua aktor akan bersekongkol melawan aktor
ketiga. Politik berkembang apabila seorang aktor diberikan kesempatan untuk
mewasiti dua atau lebih aktor lain; sebuah situasi dimana dua aktor dapat
mengurangi kekuasaan aktor lain. Ini memperlihatkan adanya suatu hubungan yang
melibatkan peran “penguasa” dan “yang dikuasai”, sekalipun tingkat interaksi
itu sangat informal.
Secara interaksional, ia memang berada pada
domain Komunikasi. Namun, pada saat yang sama, Komunikasi Politik telah
menjembatani dua disiplin dalam ilmu sosial: komunikasi dan politik. Setiap
sistem politik, sosialisasi dan perekrutan politik, kelompok-kelompok
kepentingan, penguasa, peraturan, dan sebagainya dianggap bermuatan komunikasi.
Namun, meskipun disebut sedang mengalami
perkembangan pesat, sesungguhnya jarang sekali ada yang menulis sebuah buku
utuh tentang apa itu Komunikasi Politik, selain tulisan-tulisan pendek di
berbagai koran atau jurnal. Salah satu dari kejarangan itu mungkin adalah
Gabriel Almond, yang banyak menyebut istilah Komunikasi Politik dalam bukunya
yang berjudul The Politics of the Development Areas (1962).
Menyatunya kedua domain itu membuat media, yang perannya di masing-masing domain telah cukup sentral, menjadi amat signifikan. Kajian Komunikasi Politik kerap bersentuhan dengan media sebagai medium pengelolaan kesan. Komunikasi Politik memungkinkan adanya analisa tentang propaganda-proganda dan agitasi-agitasi akibat hubungan antara aktor-aktor politik dan aktor-aktor media; wilayah abu-abu antara politik dan media yang seharusnya memiliki garis demarkasi; atau pertukaran informasi antara pelaku dengan imbalan publisitas.
Menyatunya kedua domain itu membuat media, yang perannya di masing-masing domain telah cukup sentral, menjadi amat signifikan. Kajian Komunikasi Politik kerap bersentuhan dengan media sebagai medium pengelolaan kesan. Komunikasi Politik memungkinkan adanya analisa tentang propaganda-proganda dan agitasi-agitasi akibat hubungan antara aktor-aktor politik dan aktor-aktor media; wilayah abu-abu antara politik dan media yang seharusnya memiliki garis demarkasi; atau pertukaran informasi antara pelaku dengan imbalan publisitas.
Komunikasi Politik juga berusaha memahami
berbagai fenomena tentang, misalnya, apa alasan-alasan seorang pemilih untuk
memilih partai politik tertentu dalam suatu pemilihan umum? Atau, apa alasan
seorang pemilih untuk mengubah pilihannya dengan memilih partai politik lain?
Namun demikian, sebagai sebuah ilmu terapan,
Komunikasi Politik sebenarnya bukanlah hal yang baru. Mengkomunikasikan politik
tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja:
mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tak heran jika
ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang
sebenarnya tak lebih dari istilah belaka.
Sebab, jika fenomena politik hanya hendak dilihat dari kacamata interaksi, sebenarnya ia sudah cukup bisa didekati dengan Komunikasi yang mengandung banyak varian di tubuhnya, seperti dramaturgi, cultural studies, interaksionisme simbolik, etnometodologi, semiotika, dekonstruksi, ataupun agains method-nya Paul Feyerabend.
Di zaman dimana ilmu saling silang bersilang,
lintas batas, zamanlah yang menentukan apakah Komunikasi Politik sebagai bagian
dari ilmu pengetahuan bisa bertahan sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan kemanusiaan dan pencarian kebenaran, bukan dalam sebuah jendela dari
sekian banyak jendela untuk melihat suatu realitas fisik yang tunggal, tetapi
dalam sebuah dunia yang egaliter dan pluralitas yang rendah hati.
Mengenai apa arti dan manfaatnya komunikasi
politik dalam tatanan kehidupan politik sehari-hari maka seharusnya masyarakat
sudah menangkap dengan jelas keberadaan model-model komunikasi yang ditimbulkan
dalam perpolitikan, peran komunikasi memegang peran penting dalam mengupayakan
kepekaaan setiap kejadian politik yang berlangsung dewasa ini. Setelah kita
memahami apakah komunikasi dan dan definisi politik maka kita secara tidak
langsung akan memahami pola hubungan komunikasi yang terjadi didalamnya. Secara
umum juga dijelaskan bagaimana komunikasi politik muncul sebagai suatu bidang
studi yang mencoba untuk berdiri sendiri.
Dalam memahami mata kuliah ini diperkenalkan
juga berbagai pendekatan teoritik maupun metodologis yang mampu menjelaskan
komunikasi politik sebagai suatu suatu disiplin ilmu. Secara operasional
komunikasi politik ini juga memberikan contoh-contoh konkrit dalam interaksi
komunikasi maupun politik, baik dalam lingkup nasional, regional maupun
internasional. Oleh karena itu pembahasan juga akan menyentuh disiplin lain
secara terbatas, seperti komunikasi internasional, hubungan internasional,
maupun dalam lingkup international political communication. Sementara
bidang-bidang lain yang relatif dianggap baru seperti ekonomi politik media,
teknologi media dibahas secara terbatas.
Dalam substansi operasionalnya akan dibahas
mengenai batasan komunikasi politik, baik dalam arti sempit maupun dalam arti
luas. Kemudian akan dibahas juga secara mendalam komunikasi persuasive dalam
komunikasi politik seperti bahasa politik, retorik politik, iklan politik
propaganda dan debat politik, sampai kepada sosialisasi politik, kampanye
politik, pendapat umum dan lainnya kesemuanya dikaitkan dengan peran komunikasi
sebagai komponen yang dominan.
Ketika kita berbicara masalah komunikasi
politik maka kita mau tidak mau akan berbicara masalah komunikasi dan politik,
dan akan berbicara masalah komponen dan segala sesuatunya yang terdapat
didalamnya. Mata rantai disiplin ilmu kemudian akan nampak bahwa komunikasi
politik juga berhubungan dengan masalah sosial, budaya, agama dan lain
sebagainya. Sehingga jelas bahwa disini komunikasi politik membelikan peluang
untuk para praktisi mempelajarinya guna memperkaya khasanah keilmuan dan
mempertajam daya analisis.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar