Sabtu, 07 September 2013

7 PRINSIP DALAM MEMBANGUN KOMUNITAS YANG PENUH DENGAN KEBERAGAMAN (TUBBS, 2000:261)

1.    Milikilah komitmen. Kita harus punya komitmen kepada prinsip memajukan komunitas dalam kehidupan kita, juga kepada individu-individu yang bersama kita mencoba memajukan komunitas.

2.    Berhati-hatilah. Pikiran apa yang kita lakukan dan katakan. Fokuskan kepada proses bukan hasilnya.

3.    Terimalah tanpa syarat. Terimalah orang lain sebagaimana adanya; jangan coba mengubah atau mengendalikan mereka…., hargailah keanekaragaman dan jangan menilai orang lain hanya berdasarkan keanekaragama mereka.

4.    Pedulikan diri kita sendiri dan orang lain. Hindari komunikasi yang menimbulkan pertentangan dan adakan dialog bila mungkin. Bermusyawarahlah dengan orang lain mengenai isu-isu yang mempengaruhi mereka dan terbukalah terhadap gagasan-gagasan mereka.

5.    Bersikaplah penuh perhatian. Kenalilah bagaimana budaya dan etnisitas mempengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku. Carilah persamaan…, seimbangkan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran dengan akal.

6.    Berskaplah etis. Perbuatlah perilaku yang bukan merupakan alat untuk mecapai tujuan tetapi perilaku yang secara moral benar dalam dan dengan perilaku itu sendiri.

7.    Bersikaplah damai. Jangan melakukan kekerasan dan menipu, jangan melanggar janji yang sah, atau suka berahasia. Berusahalah memelihara harmoni.

Read more ...

KIAT MENGATASI KESULITAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

1.    Bersikaplah terbuka untuk menerima perbedaan budaya. Sikap ini diiringi oleh sikap menerima dan menghormati budaya orang lain sebagaimana adanya budaya tersebut.


2.    Mau berusaha mempelajari budaya lain yang berbeda. Dengan cara demikian kita telah melatih untuk menjadi manusia antarbudaya.

3.    Hindari dominasi anda dalam percakapan dengan orang lain. Sikap egois (ingin menang sendiri) tidak akan membawa kepada situasi mutual understanding (sikap saling memahami).

4.    Janganlah sekali-kali mengangap budaya kita yang paling tinggi, sementara budaya orang lain rendah (kampungan).

5.    Kontrol emosi ketika berbicara dengan orang yang berbeda budaya. Berlakulah jujur, sopan, dan selalu memancarkan sikap responsif.

6.    Pahamilah budaya sendiri sebagai jembatan untuk memahami budaya orang lain
Read more ...

Sistem Sosial Budaya Indonesia

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

Sistem sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. Pemberian makna konsep sistem sosial budaya dianggap penting karena tidak hanya untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem sosial budaya itu sendiri tetapi memberikan eksplanasi deskripsinya melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat.

Pengertian Sistem Sosial Budaya
Pengertian sistem
“Sistem berasal dari bahasa Yunani yang berarti :
1. Suatu hubungan yang tersusun atas sebagian bagian
2. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur
• Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.
• Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbale balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idiil, dan spiritual.
Kehidupan Masyarakat Sebagai Sistem Sosial dan Budaya
• Kehidupan masyarakat dipandang sebagai suatu sistem atau sistem sosial, yaitu suatu keseluruhan bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan.


Sistem Sosial Budaya
1.    Sistem merupakan pola-pola keteraturan; kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang saling berhubungan.
2.    Budaya sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

 TEORI ORGANIS
Teori organis adalah teori yang kemudian menjelaskan tentang asal usul perkembangan negara mengikuti asal – usul perkembangan individu. Individu sendiri berasal dari sebuah unitas yang disebut dengan sel. Teori ini dianggap sebagai teori tertua tentang negara karena ditarik dari asumsi Plato yang mempersamakan individu dengan negara dengan menarik persamaan antara fungsi – fungsi negara dan fungsi -  fungsi individu.
Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme, selayaknya makhluk hidup. Individu yang menajdi komponen negara diibaratkan sebagai sel  sel makhluk hidup itu. Fisilogi negara sama dengan makhluk hidup yang mengalami kelahiran , pertumbuhan, perkembangan dan kematian.

1.    Herbert Spencer
Menurut Spencer, masyarakat adalah organisme, yang berdiri sendiri dan berevolusi sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan di bawah kuasa suatu hukum. Spencer juga  membedakan 4 tahap dalam proses penggabungan materi, antara lain :
1.    Tahap penggandaan / pertambahan, tiap – tiap makhluk individual dalam keseluruhannya selalu bertambah atau tumbuh.
Contoh : anak yang berbadan kecil menjadi besar.
Tahap kompleksifikasi, salah satu proses pertambahan adalah makin rumitnya struktur organisme yang bersangkutan.
2.    Tahap pembagian / diferensiasi, baik evolusi badan maupun evolusi sosial sama – sama menonjolkan pembagian tugas atau fungsi.
3.    Tahap penginterigrasian, dengan adanya diferensiasi maka maka mengakibatkan bahaya perpecahan maka kecenderungan negatif ini perlu dibendung dan diimbangi oleh proses yang mempersatukan.

Cita – cita Indonesia suatu bangsa yang mdern lahir dengan pencetusan Sumpah Pemuda. Cita – cita tentang suatu bangsa Indonesia yang menyeluruh itu merupakan dorongan bagi ide gerakan kebangsaan tahun 1908 yang menadi kekuatan besar. Proklamator kemerdekaan tahun 1945 yang memperjuangkan negara kesatuan Republik Indonesia sebagai perwujudan dari Sumpah Pemuda 1928. Para perintis kemerdekaan banyak menyimak sifat hakiki masyarakat Indonesia yang melihat nilai – nilai dari luar tersebut tidak seluruhnya cock dan sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa Indonesia. (Ranjabar,Jacobus,S.H.,M.Si. 2006 :73)

Selo Semardjan (dalam Soerjono Soekanto dan Taneko,1983) menyatakan bahwa kalau masyarakat diartikan sebagai sejumlah manusia yang hidup bersama secara cukup lama sehingga sekarang ada banyak masyarakat. Apabila dipertanyakan tentang faktor yang menimbulkan terjadinya kemajemukan masyarakat di Indonesia, maka menurut Nasikun terdapat beberapa faktor
1.    Keadaan geografis yang membagi Indonesia atas kurang lebih 17.000 pulau , sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap pluralistik di Indonesia.
2.    Kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara samudra Indonesia dan dan samudra Pasifik. Maka mempengaruhi terciptanya pluralitas agama.
3.    Iklim yang berbeda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di kepulauan nusantara yang merupakan faktor terciptanya pluralitas regina di Indonesia.


TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
Teori struktural fungsionalis adalah suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. (Rochamah, Makalah Sosiologi,) Menurut teori ini bahwa masyarakat di ibaratkan seperti suatu organisme yang mempunyai fungsi tertentu dan cenderung saling berhubungan secara selaras. Masyarakkat dipandang sebagai berada dalam keadaan berubah secara berangsur-angsur tetapi tetap dalam keadaan seimbang. (Kahmad, Dadang. Perkembangan dan Paradigma Utama TeoriSosiologi, cv pustaka setia, Bandung : 2009)

Pemikiran struktural fungsional juga sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yang terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama halnya dengan pendekatan lainnya pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan social. (Ritzer, George, Sosiollogi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, PT RajaGrafindo, Jakarta : 2010)

Teori struktural fungsional ini awalnya berangkat dari pemikiran Emile Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Comte dengan pemikirannya mengenai analogi organismik kemudian dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer dengan membandingkan dan mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisme, hingga akhirnya berkembang menjadi apa yang disebut denganrequisite functionalism, dimana ini menjadi panduan bagi analisa substantif Spencer dan penggerak analisa fungsional. Dipengaruhi oleh kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminology organismik tersebut. Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian – bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing – masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan system.

Talcott Persons
Fungsi adalah “suatu gugusan aktivitas yang diarahkan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan system” (Rocher, 1975 : 40). Menggunakan definisi ini, Parsons percaya bahwa ada empat imperative fungsional yang diperlukan (ayau menjadi cirri) seluruh sistem :
- adaptasi (A[adaptation]),
- pencapaian tujuan (G[goal attainment]),
- intergrasi ([integration]), dan
- latensi (L[latency]) atau pemeliharaan pola.
Secara bersama-sama, keempat imperative fungsional tersebut disebut AGIL.
Agar bertahan hidup, sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut :
Adaptasi
-    Sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan kebutuhan-kebutuhannya.
-          Pencapaian Tujuan
Sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utama.
-          Integrasi
Sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang terjadi komponennya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif fungsional tersebut (A,G,L)
-          Latensi (pemeliharaan pola)
Sistem harus melengkapi, memlihara, dan memperbaharui motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.

 Sebutan nasional secara langsung akan berhubungan dengan subyektifitas atau hubungan emosional yang membentuk kesadaran solidaritas seseorang yang menyebutnya. Indonesia adalah suatu Negara kebangsaan, dan Negara kebangsaan merupakan tempat dimana kita merasa ada iktan ilmiah satu sama lain karena kita semua memakai bahasa yang sama, agama yang sama atau apapun lainya yang cukup kuat untuk menjalin keragaman menjadi satu dan membuat kita merasa berbeda dari yang lain.

  Apabila bebicara tentang sesuatu yang bersifat “nasional”, maka berarti hal tersebut akan berkaitan dengan kedudukan atau suatu bangsa yang merdeka, yang hidup dalam wilayah kuasa sendiri sebagai keseluruhan yaitu suatu “nasion”.

Semua system social yang ada di wilayah Indonesia baik yang berasal dari daerah-daerah, adat istiadat suku dari wilayah Indonesia, maupun dari system social atau kebudayaan asing, akan tetapi sudah dianggap dan disepakati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai miliknya dapat disebut sebagai system social budaya Indonesia.

Nasion, banyak orang yang berpendapat bahwa suatu nasion itu bersatu atas dasar kesamaan ras, tetapi pendapat ini kurang tepat, karena banyak Negara yang terdiri dari berbagai ras, suku bangsa dan percampuran berbagai daerah, kenyataannya bisa bersatu sebagai suatu bangsa yang besar dan maju seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Prancis, maupun indonesia dan sebagainya .Ada juga yang mengatakan bahwa suatu nasion bersatu atas dasar kesamaan bahasa, kesamaan agama, namun ini pun tidak benar.
Menurut Renan, pengertian nasion adalah suatu jiwa, suatu azaz spiritual. Suatu nasion adalah suatu solidaritas yang besar, yang terbentuk oleh perasaan yang timbul akibat pengorbanan-pengorbanan yang telah dibuat dan dalam masa depan bersedia dibuat lagi.

Suatu nasion adalah suatu kesatuan solidaritas social, yang besar. Solidaritas social adalah suatu keadaan dimana individu dalam masyarakat hidup saling percaya satu sama lain.
Nasion Indonesia sebenarnya sudah ada sebelum Indonesia menjadi suatu Negara karena rasa solidaritas tidaklah sama dengan hak-hak dan kewajiban warga Negara seperti dinyatakan oleh undang-undang yang berlaku.

Kenyataannya menunjukan adanya perbedaan antara Negara dengan nasion, perlu sangat diperhatikan bilamana hendak mempelajari masalah integrasi nasional dan memperoleh pengertian mengenai masalah ini. Memperkuat Negara belum tentu juga berarti memperkuat nation, apalagi bilamana di wilayah Negara yang bersangkutan terdapat lebih dari satu nasion.
Suatu nasion dapat ditanggapi dengan 4 (empat) analisis berdasarkan peringkat system, yaitu:
a.       Sistem budaya (cultural system)
b.      Sistem sosial (social system)
c.       System personalitas (personality system)
d.      System fisiologikal (physiological system)

a.       Nasion dan system budaya
System budaya Indonesia terdiri dari kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai yang kita gunakan sebagai pedoman umum dalam bertingkah laku seperti nilai-nilai pancasila, aturan-aturan yang kita gunakan sebagai pedoman umum dalam bertingkah laku sperti nilai-nilai pancasila, nilai-nilai gotong royong, aturan-aturan yang kita gunakan sebagai pedoman khusus dalam berprilaku, seperti undang-undang dasar 1945, ide yang kita miliki bersama, wawasan nusantara, bahasa Indonesia, dan symbol-simbol uang lain khas Indonesia dan kita sepakati milik kita bersama.


b.      Nasion dan system social
Pada tingkatan system social dapat dilihat perwujudan hubungan solidaritas yang sesungguhnya, dan system social ini diatur dan diawasi oleh system budaya.
System social Indonesia terdiri dari kelompok-kelompok solidaritas besar maupun kecil yang dikenal sebagai kelompok-kelompok keindonesiaan. System social tidak hanya terwujud dalam bentuk kolektiva hubungan solidaritas, akan tetapi dapat juga dalam bentuk institusi social seperti perkawinan, religi, kekerabatan, kerjasama, dan pola institusi lainnya yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.

c.       Nasion dan system personality
System personality atau sistemkepribadian menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk membentuk dan memelihara kelangsungan hidup system social, sedangkan system social mengawasi dan mengatur system kepribadian. Karena kepribadian inilah menyebabkan manusia atau system social tidak begitu saja berubah
Dengan kepribadian tertentu yang dimiliki manusia memungkinan suatu sistem menjadi jelas batas-batas dari lainnya. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa kepribadian seseorang individu dapat mengalami perkembangan, dan sebaliknya ada karateristik tertentu yang bersifat mendasar dalam diri individu yang agak sulit diubah, karena pengaruh sosialisasi primer. Pada tingkatan sistem kepribadian nasion Indonesia terwujud sebagai pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan (katektik), dan penilaian (evaluative), yang dianggap merupakan pola-pola keindonesiaan dan bukan pola-pola kepribadian daerah ataupun asing.

d.      Nasion dan sistem fisiologikal
Salah satu tingkatan analisis yang paling kongkrit untuk memahami nasion Indonesia adalah sistem fisikal (organik). Namun meskipun analisis ini merupakan yang paling konkrit  disbanding ketiga sistem terdahulu, justru pada sistem inilah kita akan dihadapkan pada kesulitan yang paling konkrit pula. Betapa tidak, kita dituntut pembuktian apakah orang itu bias digolongkan secara biologis adalah sunggu-sungguh Indonesia asli atau tidak.

Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran ketika rasa kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya.

Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan  atau semangat patriotisme.
Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia.  Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.

Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis adanya. Dalam kedinamisannya, antar-pandangan kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam campuran budaya dan sintesanya, maka derajat kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan tumbuh kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham kebangsaan.

Paham kebangsaan berkembang dari waktu ke waktu, dan berbeda dalam satu lingkungan masyarakat dengan lingkungan lainnya. Dalam sejarah bangsa-bangsa terlihat betapa banyak paham yang melandaskan diri pada kebangsaan. Ada pendekatan ras atau etnik seperti Nasional-sosialisme (Nazisme) di Jerman, atas dasar agama seperti dipecahnya India dengan Pakistan, atas dasar ras dan agama seperti Israel-Yahudi, dan konsep Melayu-Islam di Malaysia, atas dasar ideologi atau atas dasar geografi atau paham geopolitik, seperti yang dikemukakan Bung Karno pada pidato 1 Juni 1945.
Read more ...

Pengantar ilmu komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi

Komunikasi Secara Umum
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan  orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun  non verbal  ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin  Communicare atau Communis yang berarti  sama  atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti  kita berusaha agar  apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.

Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ? Berdasarkan paradigma Laswell , komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Beberapa definisi komunikasi adalah:
1.    Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh  pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi  (Astrid).
2.    Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3.    Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4.    Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5.    Komunikasi  adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar  sebagai berikut :
Pengirim pesan, penerima pesan dan pesan
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi  melibatkan  seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.

Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar sebagai berikut; niat, minat, pandangan, lekat, libat. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima  dan umpan balik serta hambatan  fisik  dan psikologis.

Tujuan komunikasi adalah  berhubungan  dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan  dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi,  yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan  atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh. Menurut bentuk komunikasi, ada yang disebut komunikasi satu arah  dan komunikasi dua arah.

Komunikasi satu arah berarti  sebuah pesan  dikirim dari pengirim  ke penerima  tanpa ada umpan balik. Komunikasi dua arah  terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan  umpan balik. Komunikasi berdasarkan  besarnya sasaran terdiri  dari komunikasi  massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi perorangan. Sedangkan komunikasi berdasarkan arah pesan  terbagi atas; komunikasi satu arah dan komunikasi timbal balik.

Jurnalistik
Pengertian Jurnalistik
    Secara etimologi, jurnalistik berasal dari dua suku kata, yakni jurnal dan istik. Jurnal berasal dari bahasa Perancis, jounal, yang berarti catatan harian. Dalam bahasa Latin, juga ada kata yang hampir sama bunyi dan upacannya dengan journal yakni diurna, yang mengandung arti hari ini.
Pada zaman Kerajaan Romawi Kuno saat Julius Caesar berkuasa, dikenal istilah acta diurna yang mengandung makna rangkaian akta (gerakan, kegiatan, dan kejadian).
Kata istik merujuk pada istilah estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan.
Keindahan dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan atau keterampilan dengan menggunakan bahan-bahan yang diperlukan, seperti kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan, dan musik.
Hasil seni dan atau keterampilan dimaksud mengandung nilai-nilai yang bisa diminati dan dinikmati manusia pengagumnya, karena keindahan tersebut mengandung makna yang luas, serta mencakup sifat-sifatnya yang obyektif dan subyektif.
Dengan demikian, secara etimologis, jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya (pembaca, pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
Di dalam istilah jurnalistik juga terkandung makna sebagai suatu seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati, sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak.
Secara lebih luas, pengertian atau definisi jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuaia dengan kehendak para jurnalisnya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 21)
Masih banyak definisi atau pengertian jurnalistik, antara lain kejadian pencatatan dan atau pelaporan, serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari (Astrid S. Susanto, 1986, Komunikasi Massa, Hal. 73).

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (INTERPERSONAL COMMUNICATION)

Komunikasi antarpribadi  (interpersonal communication) adalah komunikasi antar orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah : pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal. Dalam pengertian tersebut mengandung 3 aspek:
1. Pengertian proses, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus menerus.
2  Komunikasi antarpribadi merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
3. Mengandung makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Dari ketiga aspek tersebut maka komunikasi antarpribadi menurut Judy C. Pearson memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.
2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
3. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi.
4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.
5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.

Komunikasi antarpribadi  berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antarpribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya. Hal terpenting dari aspek psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi antarpribadi pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada persespsi si pengamat. Dengan demikian aspek psikologis mencakup pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Namun kita mengetahui bahwa dimensi eksternal tidaklah selalu sama dengan dimensi internalnya.

Fungsi psikologis dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-tanda melalui tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Proses interpretasi ini setiap individu berbeda. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda, yang terbentuk karena pengalaman yang berbeda pula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam komunikasi antarpribadi. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa komunikasi antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi yang muncul dalam setiap kita berkomunikasi mencerminkan kepribadian dari setiap individu yang berkomunikasi. Pemahaman terhadap proses pembentukan keperibadian setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan mempengaruhi keberhasilan komunikasi.

Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif [1].
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini [2]
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).
Read more ...

Pengantar Sosiologi

PENGANTAR SOSIOLOGI
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Hubungan ilmu sosiologi dengan ilmu lain
Sosiologi adalah salah satu dari disiplin ilmu sosial, sehingga ilmu tersebut memerlukan hubungan kerjasama dengan disiplin ilmu sosial yang lain, di antaranya: Sejarah Antropologi  Geografi  Ekonomi  Psikologi  Politik  Hukum  Budaya  Religi  Seni, dll.
Tujuan Mempelajari Sosiologi

 Pengantar Ilmu Sosiologi   
Tujuan Mempelajari Ilmu Sosiologi adalah Untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum, karena sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan juga perihal sifat hakekat, bentuk, isi dan struktur masyarakat. Oleh karena itu diharapkan ilmu sosiologi dapat memberikan wawasan akademis maupun praktis.

Definisi Sosiologi
Pengantar Ilmu Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari bahasa latin socius dan logos. Socius – Sosial artinya masyarakat, Logos artinya Ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu yang mengkaji sosial kemasyarakatan. Penjelasan istilah sosiologi tidak cukup sampai di sini, namun dapat dijabarkan lebih jauh berdasarkan dari beberapa tokoh. Selanjutnya definisi sosiologi menurut para tokoh:

Definisi sosiologi adalah daftar yang berisi tentang macam-macam definisi tentang sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.

Pitirim Sorokin: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
Roucek dan Warren: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf : sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers: sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
Max Weber: Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi: Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Paul B. Horton: sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
Soejono Soekanto: sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
William Kornblum: sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
Allan Jhonson: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya memengaruhi sistem tersebut.

Mendefinisikan Sosiologi Profetik
Sosiologi Profetik itu dimaksudkan sebagai sosiologi berparadigma Ilmu Sosial Profetik (ISP). Untuk pembahasan tentang ISP lihat saja Ilmu Sosial Profetik (klik saja). Dengan demikian dapat digariskan beberapa hal:
Pertama, sosiologi profetik memiliki tiga nilai penting sebagai landasannya yaitu humanisasi, liberasi dan transendensi. Ketiga nilai ini di samping berfungsi kritik juga akan memberi arah, bidang atau lapangan penelitian.
Kedua, secara epistemologis, sosiologi profetik berpendirian bahwa sumber pengetahuan itu ada tiga, yaitu realitas empiris, rasio dan wahyu. Ini bertentangan dengan positivisme yang memandang wahyu sebagai bagian dari mitos.
Ketiga, secara metodologis sosiologi profetik jelas berdiri dalam posisi yang berhadap-hadapan dengan positivisme. Sosiologi profetik menolak klaim-klaim positivis seperti klaim bebas nilai dan klaim bahwa yang sah sebagai sumber pengetahuan adalah fakta-fakta yang terindera. Sosiologi profetik juga menolak kecenderungan ilmu sosial yang hanya menjelaskan atau memahami realitas lalu memaafkannya. Sosiologi profetik tidak hanya memahami tapi juga punya cita-cita transformatif (liberasi, humanisasi dan transendensi). Dalam pengertian ini sosiologi profetik lebih dekat dengan metodologi sosiologi kritik (teori kritik). Melalui liberasi dan humanisasi sosiologi profetik selaras dengan kepentingan emansipatoris sosiologi kritik. Bedanya sosiologi profetik juga mengusung transendensi sebagai salah satu nilai tujuannya dan menjadi dasar dari liberasi dan humanisasi.
Keempat, sosiologi profetik memiliki keberpihakan etis bahwa kesadaran (superstructure) menentukan basis material (structure).
Ciri dan hakikat sosiologi
Ciri-cirinya, sebagai berikut.
a.       Empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
b.      Teoritis, artinya suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan.
c.       Kumulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori yang lama.
d.      Nonetis, artinya pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik dan buruk masalah tersebut, tetapi labih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu.
a.          Sosiologi adalah ilmu sosial.
b.      Sosiologi dapat digolongkan kedalam ilmu pengetahuan murni dan dapat pula menjadi ilmu terapan.
c.         Sosiologi merupakan pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya sosiologi ilmu yang dapat berkembang menurut perkembangan zaman.
d.      Sosiologi betujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya.
e.          Sosiologi merupakan pengatahuan umum.
Objek Sosiologi
Objek studi sosiologi adalah masyarakat yang dlihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. adapun unsur-unsur dalam masyarakat tersebut diantaranya adalah manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, dan kesadaran akan satu kesatuan.
Kegunaan Sosiologi
a.       Perencanaan sosial
Merupakan kegiatan untuk mempersiapkan siswa kreatif dan aktif demi  masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah dan bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatan.
b.      Penelitian
Dalam bidang penelitian siswa belajar jujur disiplin santun didalam kehidupan sehingga, sosiologi memiliki kelebihan dibandingkan ilmu-ilmu yang lain karena dapat memahami simbol kata-kata, kode, serta berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris dan pemahaman pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat.
c.       Pembangunan
Pada tahap perencanaan pembangunan sosiologi dapat berguna dalam mengadakan identifikasi-identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat.shg bisa melakukan kerja sama antar masyarakat
d.      Pemecahan masalah sosial
Di dalam mengatasi masalah sosial juga harus melakukan kerja sama dengan melihat aspek sosiologisnya dengan tidak mengabaikan aspek lain. Soisologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Jadi, diperlukan suatu kerja sama antar ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi.
Metode-metode sosiologi
1.      Metode statistik
Metode ini banyak dipakai untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kualitas serta memperkecil prasangka pribadi atau  sepihak.
2.      Metode eksperimen
dibentuk atas dasar kerja sama pada dua kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Setelah itu dibandingkan antara dua kelompok tersebut.
3.      Metode studi kasus
Digunakan untuk membentuk kepedulian dan kejujuran dengan cara menguji kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya gerakan-gerakan buruh untuk menuntut kenaikan gaji.
4.      Metode survei lapangan
Digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langusng.
5.      Metode partisipasi
Digunakan untuk membentuk kerja sama ,peduli dengan  mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok.
6.      Metode fungsionalisme
Bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.

7.      Metode studi pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku-buku literatur di perpustakaan.
8.        Konsep Realitas Sosial Di Masyarakat
Realitas sosial budaya dapat diartikan sebagai kenyataan-kenyataan sosial budaya dalam masyarakat. Sedang masyarakat adalah sebuah sistem, artinya masyarakat mempunyai unsur-unsur. Ingat menurut Selo sumardjan dan soelaeman Soemardi, masyarakat terdiri dari struktur sosial, Proses Sosial dan Perubahan sosial. Untuk mengkaji realitas sosial  budaya, maka akan kita klasifikasikan menjadi 3 aspek tersebut.
Ciri-ciri pokok masyarakat antara lain :
a.       Sekumpulan individu atau manusia yang hidup bersama
b.      Ada wilayah geografis
c.       Ada norma dan nilai
d.      Hidup bersama dalam jangka waktu yang relatif lama
e.       Adanya kesadaran individu sebagai bagian suatu sistem atau kelompok.
Masyarakat terdiri dari struktur, proses dan perubahan sosial. Kita melihat realitas dari aspek tersebut :
a.    Struktur Sosial adalah segmen-segmen/bagian-bagain/komponen-komponen dalm kehidupan sosial. Ciri dari struktur yang paling pokok adalah adanya suatu posisi yang tertinggi. Realitas sosial budaya yang masuk dalam aspek struktur sosial antara lain
·         Nilai, adalah kumpulan sikap/keyakinan terhadap suatu hal mengenai buruk, baik, benar, salah, patut atau tidak patut.
·         Norma, adalah bentuk kongret dari nilai sosial. Norma mempunyai kekuatan pengikat/sanksi. Di dalam masyarakat ada norma agama-norma adat-norma kesusilaan dan kesopanan-norma hukum.
·         Lembaga sosial (pranata Sosial), adalah suatu hubungan yang terorganisasi yang bterhimpun dari nilai dan norma serta berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia atau masyarakat. Ada 5 lembaga sosial dalam masyarakat, yaitu lembaga keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian, lembaga pendidikan.
·         Status dan Peran adalah suatu posisi suatu individu dalam masyarakat dan pola tindakan yang dilakukan yang dimiliki oleh status tertentu.
·         Penyimpangan sosial. Kata lain dari penyimpangan sosial adalah social deviation atau deviasi sosial. Bentuk perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
b.    Pengendalian Sosial, suatu usaha untuk mengalokasikan masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma.
Proses Sosial, pengatuh timbal balik antara berbagai bidang dalammasyarakat.
Realitas yang masuk dalam aspek ini adalah :
·         Interaksi Sosial, hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau antar kelompok. Interaksi merupakan unsur utama dalam proses sosial. Sehingga bisa saling menghargai sopan dan perhatian.
·         Sosialisasi, merupakan proses belajar individu di masyarakat. Serta proses penanaman nilai dan norma terhadap individu.
·         Kebudayaan, merupakan suatu hasil dari interaksi manusia. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta dari manusia yang didapatkan dari keanggotaannya dalam masyarakat.
c.       Perubahan Sosial budaya adalah perubahan struktur dan budaya dalam masyarakat.
9.        Hubungan Antar Realitas Sosial Budaya
Masyarakat merupakan suatu sistem yang saling berhubungan. Artinya setiap unsur didalamnya saling terkait. Begitu pula dengan satu sama lain realitas sosial budaya. Contoh hubungan tersebut antara lain :
a.       Masyarakat dengan Interaksi sosial. Masyarakat tercipta karena adanya interaksi dan sebaliknya. Tidak ada masyarakat tanpa adanya interaksi
b.      Status dan Peran, status sosial seseorang dalam masyarakat menentukan peran dia sebagai anggota masyarakat. Contohnya Seorang guru atau pendidik, status ini mengharus kan dia untuk menjadi panutan para siswanya.
c.       Nilai, norma dan sosialisasi. Nilai dan norma merupakan suatu aturan yang harus diketahui oleh setiap individu dalam masyarakat. Karena itu lah perlu adanya sosialisasi dalam masyarakat. Yakni pengenalan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat terhadap setiap anggota dalam masyarakat.
Read more ...
Jumat, 06 September 2013

PRINSIP-PRINSIP INTERAKSI ANTARPRIBADI YANG EFEKTIF

1.    Bersikaplah terbuka terhadap perbedaan, terutama dalam perbedaan nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku. Jika kita memang berbeda tidak ada keharusan kita mengikuti orang lain atau sebaliknya, yang jauh lebih penting menumbuhkan pemahaman bahwa memang kita berbeda.

2.    Empati
    Kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain yang memiliki budaya berbeda. Empati ini bisa diartikulasikan melalui ekspresi wajah, gerak-gerik yang penuh minat dan perhatian, serta tanggapan yang mencerminkan pengertian dan kesependapatan.

3.    Sikap mendukung
    Dukungan yang berwujud sikap dan perhatian (attention) sangat diperlukan dalam komunikasi. Dukungan tersebut tercermin dalam “deskriptif bukan evaluatif”, “spontan jangan strategis”, “provisional jangan memastikan”.

4.    Sikap positif
    Komunikasikan  sikap positif. Hal ini sangat penting dalam situasi antarbudaya karena begitu banyak hal yang tidak dikenal atau diketahui. Sebagai akibatnya, anda tidak mampu memperkirakan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Karenanya, buatlah lawan bicara merasa nyaman dengan mengkomunikasikan sikap yang positif.

5.    Kesetaraan
    Sikap merasa ”lebih” dari orang lain sudah menjadi watak dasar manusia. Misalnya, orang terpelajar suka merasa lebih pintar dari orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Orang kaya dalam banyak hal merasa lebih tinggi ”derajatnya” dari orang miskin. Orang Barat (misalnya, Amerika) merasa lebih unggul dari orang negara-negara terbelakang, dan lain-lain. Hilangkan perasaan dan reputasi tersebut, tanamkan bahwa kita berkomunikasi dengan orang yang setara.

6.    Percaya diri
    Satu keterampilan penting dalam komunikasi antarbudaya adalah mentoleransi ambiguitas (tetap percaya diri dan tenang dalam setiap situasi yang belum pernah anda alami). Tentu saja, hindari sikap sombong. Sikap sombong dan angkuh ketika kita berkomunikasi akan membuat lawan bicara kita menutup diri, bahkan menghindar.

7.    Kedekatan (immediacy)
    Kedekatan menyatukan dan membantu mengatasi perbedaan. Dalam komunikasi antarbudaya kualitas ini menjadi sangat penting karena besarnya perbedaan antara anda dengan lawan bicara. Komunikasikanlah  rasa kebersamaan untuk mengatasi adanya perbedaan antarbudaya.

8.    Manajemen interaksi
    Manajemen interaksi terkait dengan bersikap sensitif terhadap perbedaan dalam cara mengambil-alih pembicaraan. Banyak orang dari budaya tertentu, misalnya, orang Amerika, terutama yang berasal dari kota-kota besar, mempunyai kebiasaan memotong pmbicaraan orang lain. Dalam beberapa kultur, memotong pembicaraan adalah perilaku tidak sopan. Tetapi, bagi kultur lain perilaku demikian menjadi tidak masalah, bahkan menyenangkan.



Read more ...

Hambatan komunikasi


1.    Sumber-sumber hambatan yang bersifat emosional dan spesial atau kultural. Misalnya, karena kita tidak suka kepada seseorang maka seluruh ucapan yang keluar dari orang tersebut dianggap negatif.

2.    Sering kita mendengarkan dengan maksud sadar maupun tidak sadar untuk memberikan penilaian dan menghakimi si pembicara. Akibatnya, ia menjadi bersikap defensif, menutup diri dan berhati-hati dalam berkata-kata.

3.    Sering kita gagal menangkap maksud konotatif dibalik ucapannya, meskipun kita mengetahui arti denotative yang digunakan oleh pembicara.

4.    Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi sering terjadi karena kita tidak saling mempercayai (Supratiknya, 1999:34).

Read more ...

komunikasi dan akulturasi

1.    Akulturasi diartikan sebagai pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa kebudayaan yang saling berhubungan atau saling bertemu.

2.    DeVito (1997:479), akulturasi mengacu pada proses di mana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain.

3.    Akulturasi merupakan proses alamiah. Akultuasi adalah perwujdan kehidupan manusia yang hidup bersama dan saling melakukan proses pembelajaran. Aspek terpenting dari belajar adalah komunikasi.

4.    Proses serta kegiatan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan fisik dan sosial. Melalui proses komunikasi kita menyesuaikan diri dan berhubungan dengan lingkungan kita, dan kita merasa menjadi bagian dari kelompok masyarakat tetentu.

Read more ...

Perubahan Sosial Budaya


1.       Perubahan sosial berarti perubahan tatanan kehidupan masyarakat secara mendasar, dan oleh karena itu perubahan perubahan sosial berarti pula perubahan budaya.
   
2.    Kingsley Davis, mengartikan  perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, berdirinya sebuah pabrik akan terjadi perubahan hubungan, yaitu hubungan majikan dan buruh, dan perubahan ini berimbas kepada  perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.

3.    Mac Iver, membedakan perubahan dalam dua konsep. Petama perubahan  utilitarian elements yang mengarah kepada perubahan ciri peradaban.
   
    Misalnya, dulu kita tidak membutuhkan komputer dalam menyelesaikan pekerjaan, namun sekarang dirasa komputer begitu penting untuk membatu pekerjaan, maka kita membelinya.

    Kedua, perubahan cultural element, yaitu perubahan yang dipicu oleh  adanya kemauan, kehendak, motivasi, dorongan dalam menggunakan alat bantu (komputer). Jadi perubahan dalam koneteks kedua ini lebih pada ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara berpikir, pergaulan, menghayati seni dan nilai agama, termasuk di dalamnya menikmati rekreasi dan liburan. 

4.    Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial merujuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

5.    Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi berpendaat bahwa perubahan-perubahan sosial adalah segala pebahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola kelakuan di antara kelompok-kelopok dalam masyarakat.

6.    Soedjono Dirdjosisworo mengartikan perubahan sosial  sebagai perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan oganisasi sosial.

7.    Abdulsyani berpendapat bahwa perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.

Read more ...
Rabu, 15 Mei 2013

samuh : tiga kiat sukses mahasiswa


Samuh : Tiga Kiat sukses mahasiswa


BANDUNG - Guru besar Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Asep Saepul Muchtadi,MA atau yang biasa dipanggil Prof. Samuh ini menyampaikan beberapa kiat-kiat khusus bagi mahasiswa yang ingin sukses pada saat rapat dosen di ruang jurusan ilmu komunikasi UIN bandung.

menurutnya Kiat tersebut selalu ia sampaikan setiap saat menjadi pembicara pada acara OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik) atau serupa acara rangkaian ospek penerimaan mahasiswa baru di tiap tahunnya.

"Ada tiga hal untuk pembekalan mahasiswa jika ingin sukses dalam jenjang kuliahnya bahkan hingga terjun kelapangan kerja nanti, antara lain:
Pertama, mahasiswa harus menguasai bidang keilmuan jurusannya. Kedua, mahasiswa harus mengakrabi teknologi terkini yang terkait dengan profesi masa depan jurusannya. Dan yang Ketiga, mahasiswapun harus menguasia salah satu bahasa asing, minimal bahasa inggris." ujar Samuh.

menurutnya ketiga skill tersebutdapat menunjang profesi maupun karier bagi mahasiswa disamping harus menguasai seluruh mata kuliah yang dipelajari selama kuliah [peri/lembahbany.blogspot.com]

Read more ...

berbagai manfaat dari blog

manfaat blog

Di zaman informasi dan teknologi ini, memiliki blog adalah hal biasa dan wajib adanya. Kamu wajib memiliki blog karena banyak manfaat blog yang bisa Kamu raih. Dengan pengelolaan yang baik atas blog yang Kamu buat, Kamu akan bisa meraih berbagai manfaat blog tersebut.

Ada banyak manfaat yang bisa Kamu peroleh dari blog baik itu Kamu sadari maupun tidak. Banyak orang yang telah memanfaatkan keterbukaan blog untuk berbagai keperluan. Berikut ini adalah beberapa manfaat blog yang bisa Kamu petik:

1. Sarana promosi diri. Manfaat blog adalah sebagai media promosi diri. Kamu yang berprofesi di bidang apapun bisa memperkuat pandangan orang tentang diri Kamu. Dengan menulis di blog, orang lain yang membaca akan lebih mengenal Kamu baik secara personal maupun secara impersonal. Di blog Kamu juga bebas mengungkapkan ideologi Kamu dan menyebarkan pesan-pesan yang baik. Kamu juga bisa berbagi informasi dan pengetahuan yang Kamu miliki demi perkembangan para pembaca blog Kamu.

2. Sarana belajar menulis. Dengan memiliki blog, Kamu wajib menulis bagaimanapun caranya. Blog Kamu harus diisi secara berkala baik itu dengan berbagai artikel atau cerita yang bisa Kamu buat sendiri. Memang Kamu bisa mengambil bahan dari tempat lain. Namun alangkah baiknya Kamu mencoba untuk menulis sendiri karena dengan demikian Kamu akan memperoleh manfaat yang lebih dari blog ini.

3. Sarana promosi produk dan jasa. Banyak orang yang menggunakan blog sebagai sarana promosi. Jika dulu Kamu harus membuat sebuah website sebagai toko online untuk menjual produk, maka saat ini blog juga bisa menjadi toko online Kamu.

Di blog, Kamu bisa memaparkan berbagai informasi produk yang Kamu jual. Kamu juga bisa menampilkan gambar dan foto produk yang Kamu jual. Selain itu, Kamu juga bisa menjelaskan prosedur dan tata cara pembelian produk dan jasa Kamu. Blog mempermudah promosi online dan manfaat blog ini begitu besar terasa bagi para penjual barang dan jasa karena luasnya cakupan promosi.

4. Tempat curahan hati. Manfaat blog lainnya yang juga bisa Kamu raih adalah sebagai tempat curhat dan menulis diari serta perjalanan hidup Kamu. Kalau dulu Kamu harus menulis diari dalam sebuah buku, saat ini Kamu bisa melakukannya secara online. Kamu juga bisa mengatur tingkat kerahasiaan tulisan di blog Kamu sehingga tidak semua orang bisa membaca tulisan Kamu. Blog sangat bersifat personal.

5. Sumber penghasilan. Penghasilan bisa Kamu peroleh saat produk Kamu berhasil dijual melalui blog. Namun ada cara lain untuk meraih penghasilan dengan memanfaatkan blog. Jika Kamu tahu tentang Adsense yang ditawarkan oleh Google, maka Kamu akan tahu bahwa blog juga bisa Kamu gunakan untuk mendapatkan penghasilan dari Adsense Google. Kamu hanya perlu mendaftarkan diri pada Adsense Google, kemudian menambahkan kode Adsense Google di blog Kamu.


Masih banyak manfaat blog yang bisa Kamu ambil. Pada dasarnya memiliki blog juga akan memperluas jaringan sosial Kamu. Kini sudah saatnya Kamu mulai nge-blog dan meraih segala manfaat blog tersebut.
 (peri heriyanto) /lembahbanyu.blogspot.com
Read more ...

tujuh pedoman bagi wartawan baru

tujuh pedoman bagi wartawan baru


1. Tidak ada masalah dengan jurnalistik, karena informasi akan selalu dibutuhkan dan reporter harus pandai berkomunikasi sebagai penunjang dalam kegiatan jurnalistik
2. Masyarakat akan membayar mahal bagi jurnalis berkualitas
3. Selama jurnalis menyiarkan berita sesuai fakta, tidak menyiarkan berita bohong, kamu akan baik-baik saja dan orang-orang akan membacanya
4. Jadilah jurnalis yang baik, memiliki keunikan dan bernilai.
5. Jika kamu berkeinginan menjadi jurnalis, buatlah blog sekarang juga dan gunakanlah, karena apabila kamu mempunyai keunikan maka kamu akan berhasil
6. Belajar bagaimana bekomunikasi dengan orang-orang pengguna internet, seperti lewat komentar di blog, forum, jejaring sosial, dan lain sebagainya
7. Membaca bacaan yang bermutu
[peri heriyanto/lembahbanyu.blogspot.com]
Sumber : Perkuliahan Jurnalistik Online, Kamis (02/05) UIN Sunan Gunung Djati Bandung -
Read more ...

komunikasi antar budaya


A. Definisi
Komunikasi Antarbudaya diartikan sebagai komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang  kebudayaan.
Definisi lain mengatakan bahwa yang menandai komunikasi antarbudaya adalah bahwa sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda.
Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya (intercultural communication generally refers to face-to face interaction among people of divers culture). Sedangkan Collier dan Thomas, mendefinisikan komunikasi antarbudaya “as communication between persons ‘who identity themselves as distict from’ other in a cultural sense”
1.  Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
2.  Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang disampaikan secara lisan, tertulis bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya.
3.  Komunikasi antarbudaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau model lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
4.   Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang berkebudayaan tertentu kepada orang yang berkebudayaan lain.
5.   Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yangberbentuk symbol yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda danmenghasilkan efek tertentu.
6.   Komunikasi antar budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau bantuan hal lain disekitarnya yang memperjelas pesan

Beberapa definsi komunikasi antar budaya menurut para pakar :
Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa
            Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas sosial.
Samover dan Porter
            Komunikasi antarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.
Chaley H. Dood
            Komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta

B. Bentuk-bentuk Komunikasi antar budaya :
1.  Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda. Misalnya, antara orang Katolik Roma dengan Episkop, atau antara orang Islam dan orang Jahudi.
2.  Komunikasi antara subkultur yang berbeda. Misalnya, antara dokter dan pengacara, atau antara tunanetra dan tunarungu.
3.  Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya, antara kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum manula dan kaum muda.
4.  Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda, yaitu antara pria dan wanita.

C. Ruang lingkup komunikasi antar budaya :
1.   Mempelajari komunikasi antarbudaya dengan pokok bahasan proses komunikasi antarpribadi dan komunikasi antarbudaya termasuk di dalamnya, komunikasi di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan, suku bangsa, ras dan etnik.
2.   Komunikasi lintas budaya dengan pokok bahasan perbandingan pola-pola komunikasi antarpribadi lintas budaya.
3.   Komunikasi melalui media di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan namun menggunakan media, seperti komunikasi internasional.
4.   Mempelajari perbandingan komunikasi massa, misalnya membandingkan sistem media massa antarbudaya, perbandingan komunikasi massa, dampak media massa, tatanan informasi dunia baru.

Read more ...
Selasa, 14 Mei 2013

sujek, fokus dan kajian Komunikasi Antarbudaya

 A. Definisi
Komunikasi Antarbudaya diartikan sebagai komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang  kebudayaan.
Definisi lain mengatakan bahwa yang menandai komunikasi antarbudaya adalah bahwa sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda.
Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya (intercultural communication generally refers to face-to face interaction among people of divers culture). Sedangkan Collier dan Thomas, mendefinisikan komunikasi antarbudaya “as communication between persons ‘who identity themselves as distict from’ other in a cultural sense”
1.  Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
2.  Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang disampaikan secara lisan, tertulis bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya.
3.  Komunikasi antarbudaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau model lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
4.   Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang berkebudayaan tertentu kepada orang yang berkebudayaan lain.
5.   Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yangberbentuk symbol yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda danmenghasilkan efek tertentu.
6.   Komunikasi antar budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau bantuan hal lain disekitarnya yang memperjelas pesan

Beberapa definsi komunikasi antar budaya menurut para pakar :
Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa
                Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas sosial.
Samover dan Porter
                Komunikasi antarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.
Chaley H. Dood
                Komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta

B. Bentuk-bentuk Komunikasi antar budaya :
1.  Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda. Misalnya, antara orang Katolik Roma dengan Episkop, atau antara orang Islam dan orang Jahudi.
2.  Komunikasi antara subkultur yang berbeda. Misalnya, antara dokter dan pengacara, atau antara tunanetra dan tunarungu.
3.  Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya, antara kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum manula dan kaum muda.
4.  Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda, yaitu antara pria dan wanita.

C. Ruang lingkup komunikasi antar budaya :
1.   Mempelajari komunikasi antarbudaya dengan pokok bahasan proses komunikasi antarpribadi dan komunikasi antarbudaya termasuk di dalamnya, komunikasi di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan, suku bangsa, ras dan etnik.
2.   Komunikasi lintas budaya dengan pokok bahasan perbandingan pola-pola komunikasi antarpribadi lintas budaya.
3.   Komunikasi melalui media di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan namun menggunakan media, seperti komunikasi internasional.
4.   Mempelajari perbandingan komunikasi massa, misalnya membandingkan sistem media massa antarbudaya, perbandingan komunikasi massa, dampak media massa, tatanan informasi dunia baru.
Read more ...
Jumat, 10 Mei 2013

komunikasi antar budaya sebagai kajian keilmuan

 ada beberapa hal yang menjadikan KAB sebagai kajian keilmuan yaitu

  1. Ada kepustakan yang cukup memadai bagi ilmuwan dan mahasiswa untuk digunakan sebagai pelajaran dan referensi.
  2. Ada pengertian teoretis yang luas sebagai landasan kuat bagi studi dalam bidang tersebut.
  3. Mempunyai lebih dari suatu cara pendekatan untuk penerapan teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
  4. arus cukup luas ruang lingkupnya sehingga ilmuwan mempunyai keleluasaan untuk melakukan penelitian dan membangun teori.
  5. Harus memungkinkan untuk megajarkan keterampilan pada para praktisi yang biasanya tidak memperdulikan aspek-aspek teoretis dari program latihan mereka.
  6.  Pada tingkat graduate (setingkat S 2), harus memberi peluang bagi mahasiswa untuk mengambil bidang spesialisasi dalam salah satu aspek dari bidang tersebut.
  7. Lulusan pendidikan tingginya harus dapat memperoleh pendidikan dan latihan.
  8. Kebutuhan untuk mempelajari bidang tersebut harus diakui oleh lembaga-lembaga pendidikan, organisasi-organisasi perusahaan, dan pemerintah (Rumondor, 2001).
  9. da kepustakan yang cukup memadai bagi ilmuwan dan mahasiswa untuk digunakan sebagai pelajaran dan referensi.
  10.  Ada pengertian teoretis yang luas sebagai landasan kuat bagi studi dalam bidang tersebut.
  11. Mempunyai lebih dari suatu cara pendekatan untuk penerapan teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
  12.  Harus cukup luas ruang lingkupnya sehingga ilmuwan mempunyai keleluasaan untuk melakukan penelitian dan membangun teori.
  13.  Harus memungkinkan untuk megajarkan keterampilan pada para praktisi yang biasanya tidak memperdulikan aspek-aspek teoretis dari program latihan mereka.
  14.  Pada tingkat graduate (setingkat S 2), harus memberi peluang bagi mahasiswa untuk mengambil bidang spesialisasi dalam salah satu aspek dari bidang tersebut.
  15. Lulusan pendidikan tingginya harus dapat memperoleh pendidikan dan latihan.
  16.   Kebutuhan untuk mempelajari bidang tersebut harus diakui oleh lembaga-lembaga pendidikan, organisasi-organisasi perusahaan, dan pemerintah (Rumondor, 2001).

Read more ...

tujuan mempelajari komunikasi antar budaya

ada beberapa tujuan mempelajari komunikasi antar budaya, diantaranya yaitu :

  1.      Menyadari bias budaya.
  2.  Lebih peka secara budaya.
  3.  Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk menciptakan  hubungan yang langgeng dan memuaskan dengan orang tersebut.
  4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
  5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang.
  6. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri.
  7.  Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.
  8. Membantu memahami kontak antarbudaya sebagai suatu cara untuk memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.
  9.  Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi bidang komunikasi antarbudaya.

Read more ...

Pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya


beberapa alasan penting mempelajari komunikasi antar budaya:

  1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat diperlukan.
  2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilai berbeda.
  3. Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai masyarakat lainnya.
  4. Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilai-nilanya sndiri.
  5. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola budaya mendasar yang berlaku.
  6. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.
  7. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah manusia.
  8. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antarpribadi adalah suatu usaha yang memerluka kebranian dan kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari dari dia, tetapi semain berbahaya untuk memahaminya.
  9. Pengalaman-pengalaman antarbudaya dapat menyenangkan dan menumbuhkan kepribadian.
  10. Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi manusia ke pandangan multikultural.
  11. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahan atau memudahkan.
  12. Situasi-situasi komunikasi antarbudaya tidaklah static an bukan pula stereotip. Karena itu, seorang komunikator tidak dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Ia harus disiapkan untuk menghadapi suatu situasi eksistensial. Dalam konteks ini kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta dalam menciptakan lingkungan yang efektif dan saling memuaskan (Mulyana, ed.,  2001:xi).

Read more ...

komunikasi antar budaya sebagai fenomena sosial



komunikasi antar budaya sebagai fenomena sosial

Secara dasariah manusia memiliki kebutuhan (needs). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia melakukan interaksi sosial dengan orang yang berbeda budaya, dan interaksi sosial pada hakekatnya adalah melakukan komunikasi.

Kebutuhan akan komunikasi sama halnya dengan kebutuhan kita akan bernafas. Dengan demikian komunikasi adalah fakta sosial dan sekaligus sebagai femomena sosial yang tak terhindarkan.

Dengan adanya inovasi teknologi dalam dua dekade terakhir ini, tulis Gergen, “kehidupan kontemporer merupakan lautan hubungan sosial yang melingkar-lingkar”. Di lautan itu kita harus melakukan hubungan antarbudaya yang semakin banyak. Peningkatan komunikasi antarbudaya telah berlangsung dengan berkembangnya jaringan penerbangan dan jaringan komunikasi elektronik.
Read more ...